THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 13 Maret 2010





Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi. Proses terjadinya muatan pada awan karena awan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara.

Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. Petir adalah kilatan cahaya pada langit yang disertai dengan suara gemuruh (disebut guruh) yang biasanya terjadi pada musim hujan atau pada saat akan hujan. Petir cepat bergerak kebumi karena pergerakan petir menggunakan kecepatan cahaya, mangkanya kita selalu melihat kilatannya terlebih dahulu baru meyusul suaranya Sumber



Selasa, 09 Maret 2010

Makna Kehidupan

"Setiap diri kita, punya dua ekor "singa" yang s'lalu bersaing. Keduanya memang s'lalu saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin. Pertarungan diantara mereka tak pernah tuntas, karena bisa jadi sering terjadi pergantian pemenang bagi keduanya. Jika kita sering memberi "makan" pada singa yang damai, maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapat. Sebaliknya, jika kita sering memberi "makan" pada singa yang jahat maka akan jelaslah imbalan apa yang akan kita dapat. Jika kita memupuk optimis n' pantang menyerah maka "singa" keberhasilanlah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam amarah, menebar prasangka n' dengki, bersikap tak sabar n' mudah menyerah, maka akan jelaslah "singa" macam apa yang jadi pemenangnya. Biarkan "singa-singa" penuh semangat yang hadir dalam jiwa kita. Rawatlah "singa-singa" itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung optimisnya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya. Biarkan "singa" ini yang jadi pemenangnya."